Jumat, 26 April 2013

Sebenarnya Siapa yang Salah

Hai, hari ini benar-benar hari yang menyakitkan. Bagaimana tidak? Aku merindukan kekasih orang yang belum tentu merindukanku. Kamu pun tahu kan? Aku masih menyimpan rasa yang tak seharusnya masih ada. Rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya dan jika saja aku tak malu, aku ingin berkata jujur jika selama ini aku masih menyayangimu, diam-diam masih merindukanmu, dan sembunyi-sembunyi mendo'akanmu. Pengecut memang. Tapi inilah aku dengan segala keterbatasanku. Aku tak berharap banyak padamu. Kita memang tidak untuk dipersatukan, kita hanya dua makhluk yang dipertemukan SAJA. Aku mencintaimu tanpa tahu sampai kapan, tanpa tahu mengapa, dan tanpa tahu berapa banyak. Namun ini benar, aku tak berdusta. Aku merindukanmu. Wajahmu selalu terbayang dalam benakku, entah mengapa. Kujelaskan pada yang lain, namun mereka tak mengerti. Mungkin takdirku seperti ini, aku tak menyesal telah mengenalmu.

Awalnya kau memang salah, kamu terlalu masuk ke dalam kehidupanku. Jika pada akhirnya pergi, untuk apa kamu datang? Jika akhirnya kamu menyakiti, untuk apa kau mencintai?
Jika saja perasaan ini dapat tersampaikan. Ah, meski tersampaikan juga kamu belum tentu bisa denganku kembali.
Aku hanya bisa tersenyum jika masa-masa itu teringat lagi. Jujur saja aku masih mengkhawatirkanmu. Meski aku tahu di hatimu sudah tak ada tempat untukku lagi.
Dia sudah memenuhi ruang itu. Tuhan, aku lelah seperti ini...
Cinta memang hanya ketulusan dalam memberi, tapi jika cinta ini tak dihargai apa harus tetap kupertahankan??
Sosok siapa yang dapat menggantikannya? Sampai saat ini belum ada tanda-tanda kehidupan di hatiku, karena masih kamu yang memenuhinya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar