Rabu, 29 Mei 2013

Kini Dia yang Lain Hadir

Hari ini dia datang. Dia telah merebut hatiku darinya. Aku sudah mencoba untuk merubah haluanku, tak ingin lagi merasakan bagaimana itu jatuh cinta. Namun kehadirannya telah menghapus tanggapanku.

Sebagian perasaanku tlah terbawa olehnya, aku tak bisa menyangkal tentang perasaan ini. Aku jatuh cinta lagi. Sosoknya mampu membuatku terkagum-kagum. Aku tak melihat seberapa tampan wajahnya, dan memang ia tak tampan. Aku tidak memiliki alasan yang kuat mengapa aku memiliki perasaan ini padanya..

Aku hanya tau, saat ini aku menyukainya, meski aku tak tau apakah ia akan menyukaiku atau tidak. Tak peduli apapun yang kan terjadi, yang jelas dia selalu membuatku merasa nyaman, selalu mengerti apa yang terjadi padaku. Kurasa perasaan ini terlalu cepat untuk hadir, tapi apa yang bisa aku perbuat? Aku tak cukup kuat untuk melawan perasaan ini...

Selasa, 21 Mei 2013

Sosoknya

MissYou
Dia, yang mengajarkanku arti cinta
Dia, yang mengajarkanku arti kesetiaan
Dia pula yang mengajariku tentang arti ketulusan
Meski dialah satu-satunya orang yang mampu membuatku terluka

Dia, yang memberiku cinta
Dia, yang memberiku kasih
Meski kasihnya tak sebesar Tuhanku dan orangtuaku

Anam, panggil saja dia Anam
Sosok penuh tanda tanya namun penuh arti
Sulit dimengerti namun sulit tuk dibenci
Dia yang selalu kutulis selama ini
Inspirasi terbesar dalam cerita
Alur yang membingungkan dan penuh tantangan
Menguras emosi dan air mata

Meski dia tlah bersamanya,
kusebut slalu namanya di setiap do'aku
Di setiap sujud panjangku
Tipis harapan, namun inilah ketulusan
Dia telah mewarnai hidupku

Kumohon, jangan paksa aku tuk cari yang lain
Walau itu mungkin lebih baik
Tapi bagiku dialah yang terbaik
Anam...

Jumat, 17 Mei 2013

Kenangan

Kau ingat sayang?
Janji setia sehidup semati
dan mencintaiku setulus hati
Kau genggam erat tanganku

Bahagia tak terkira
Dicintai orang yang dicinta

Kau lelah sayang??
Hingga tak lagi mencintaiku
Bahkan pergi dan tak kembali
Apa kau lupa tuk temani aku?
Apa kau lupa cara memanjakanku?
Mengapa kau ingkari janji?

Tidak inginkah kau melihatku?
Tuk yang terakhir saja
Aku ingin melihat senyummu
dan memelukmu
Satu kali lagi sayang, sebelum waktuku habis

Aku rindu...
Rindu kenangan kita di masa lalu
Meski mungkin rinduku ini tak kau isi lagi
Meski kuharus menahan egoku
  Kuakui ku masih menyayangimu..

Rabu, 08 Mei 2013

Saat Kau Tak Lagi Ada

Senyum sudah enggan lagi menyentuh bibirku
Seakan tak ingin lagi menghampiriku
Sejak itu hanya air mata yang setia menemaniku

Senja tak lagi indah seperti dulu
Semenjak kau pergi dari sisiku
Sejak itulah hanya malam gelap yang mampu temani dukaku

Cinta yang dulu adalah milikku, kini menjadi miliknya
Bumi berputar dan kini aku sedang berada di bawah

Kau menari di atas luka yang tlah kau ciptakan sendiri
Luka yang bersarang di dalam hatiku ini
Aku menunjukmu tapi kau menunjuknya
Aku mencarimu tapi kau mencarinya
Dimanakah letak keadilan cinta itu?

Ini takkan pernah berakhir
Kau dan aku tak pernah menemukan titik temu cinta tiada akhir
Lantas salah siapa? Entahlah

Benang merah belum berpihak pada kau dan aku
Cinta yang salah masih belum lelah berputar pada waktu
Detik hidupku kini seakan kian semu
Haruskah terus seperti itu?

Apakah perlu kulanjutkan kesetiaan ini?
Aku yakin cinta bukanlah kamu dan kamu bukanlah cinta itu
Aku bersalah, aku berkhianat
Aku berdosa pada dia yang lebih tepat
Haruskah kubunuh saja perasaan ini meski menyesakkan diri?

Sabtu, 04 Mei 2013

Kumohon bawalah Kembali

Merindukanmu seakan menjadi suatu keharusan, yang jika diabaikan akan berubah menjadi bibit penyakit yang menjalar ke seluruh tubuh. Aku sudah berusaha keras untuk mengubur angan dan masa lalu, tapi apalah dayaku, kau masih selalu berputar di dalam otakku.
Kau muncul ketika aku sudah mulai menghilangkan jejakmu dalam hatiku. Aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis. Mungkin di sana perlahan kau pun mencoba menghapus dan menghilangkan jejakku dalam hatimu. Tapi yang perlu aku pertanyakan, mengapa semudah itu kau melupakan aku? Meniadakan perasaan itu padaku? Apa sebelumnya memang kau tak pernah serius padaku? Jawab !
Tega kah engkau melihatku seperti ini? Dulu kau pernah berkata kau tak ingin kehilanganku sampai kapanpun! Ini ? Begini? Perlu aku ungkit kembali?

Aku bukan manusia kuat, bukan wanita tegar seperti wanita dalam sinetron-sinetron itu, kau harus tahu aku ini mudah menangis, mudah marah dan tak suka jika dibiarkan!
Aku sudah berusaha, segala cara telah kuupayakan agar aku tak lagi mengingatmu. Tapi memang dasarnya hatiku terlalu lama tertanam namamu, sehingga saat ini kau selalu ku kenang. Senyumanmu, tangisanmu, tawamu, romantismu, egoismu, ah ini memang terkesan membuang waktuku ! Percuma, kau telah berambisi mendapatkannya, bukan aku.

Kumohon bawa kembali nama yang dulu kau patri dalam hatiku, aku tak sanggup bila harus terus dibayang-bayangi wajah dan namamu, kumohon kembalikan lagi separuh hatiku. Jangan kau simpan untuk kepentingan pribadimu agar kau bisa kembali sesuka hatimu. Aku bukan pelarianmu, bukan simpanan pelepas kekosonganmu! Aku lelah diperlakukan seperti ini, kumohon jika kau akan menetap disini menetaplah dan jika akan pergi, pergilah sesukamu.
Aku masih ingin sendiri, jika kau ingin datang lagi aku mungkin takkan peduli. Allah Maha membolak-balikkan hati :')

Kamis, 02 Mei 2013

Jangan

Hai, aku hanya ingin memberi tahu. Jika yang kamu cari itu wanita cantik, kamu salah orang karena aku jauh dari cantik dan suatu hari aku akan keriput jauh dari cantik. Jika yang kamu cari itu wanita kaya harta, kamu masih belum tepat karena aku hanya wanita yang dilahirkan sederhana tapi aku mau berusaha untuk mencari rezekiku sendiri dan untuk keluargaku kelak. Jika yang kamu cari itu wanita yang tegar, itu bukan aku karena aku mudah menangis, aku mudah marah dan aku sulit untuk melupakan masa lalu yang suram yang intinya aku ini pendendam. Tapi jika yang kamu cari adalah wanita yang jauh dari sempurna, yang butuh bimbingan darimu itulah aku. Aku masih butuh diperhatikan, masih butuh dinasehati dan butuh motivator terbesar dalam hidupku. Jika kamu bisa lakukan itu dan niat hanya karena Allah, berbicaralah pada orang tuaku. Jangan ajak aku masuk ke dalam cinta yang hanya menyesatkanku. Cukuplah untuk sekarang kita bertemu dalam do'a, aku mencintaimu...

Ternyata Kita yang Salah

Terlalu jauh aku mengenalmu. Dulu bagiku mungkin kamulah yang terbaik, mungkin kamulah orang yang tepat itu. Tapi tiba-tiba kenyataan menghancurkan harapan bagaikan petir di siang bolong, mengejutkanku. Kamu memang hebat, sedetik waktu saja kamu bisa menghancurkan hidupku.
Ini memang bukan sepenuhnya salahmu, akupun disini salah. Aku pelaku utama yang lebih dulu bertemu denganmu, sampai pada akhirnya kamu pun ikut masuk ke dalam duniaku. Ini skenario Tuhan, yang dirancang sedemikian rupa dan masih rahasia akhirnya. Bahagia? Luka? Entahlah aku tak peduli pada akhir cerita, yang kuinginkan meski kita berpisah tak ada akhir cerita seperti sinetron-sinetron pada umumnya. Tangis selalu yang kulihat, bukan, bukan itu yang kumaksudkan... Tapi senyuman, meski terluka dan luka itu terpendam dalam diamnya aku mencintaimu. Tidakkah kamu tahu, jika selama ini aku masih mencari tahu tentangmu. Entah itu lewat dunia maya, dunia ponsel atau dunia nyata, yang jelas aku masih mencari-cari tahu kabar tentangmu. Walaupun semacam ada perasaan sakit yang menyayat hati. Terkesan berlebihan memang, tapi memang begini adanya.

Dulu kamu memaksa masuk ke dalam duniaku, aku tak bisa menolak karena dulu aku tak bisa berbuat apa-apa jika kamu yang memintanya. Cinta yang kamu berikan dulu juga terlalu berlebihan. Dalam skenario ini kamu adalah pelaku yang sangat penting! Berperan sebagai si "Muka Dua". Di sisiku kamu begitu baik dan menyayangiku, tapi di depan yang lain kamu bilang aku tidak ada apa-apanya bagimu selain PERUSAK untukmu. Parahnya lagi, aku mengetahui dari orang lain bukan dari dirimu sendiri! Kamu ini sebenarnya siapa? Berkali-kali kamu membuatku jatuh, terluka, kecewa dan menangis, tapi ini? Aku masih tetap mengingatmu dan mencari tahu tentangmu, aku ingin ikhlas, meski begini aku harus rela meski sakit, aku harus tersenyum meski menangis, biarkan aku tetap menyayangimu meski perasaanmu tak lagi seperti dulu bahkan hilang bagai debu...