Sabtu, 14 Juni 2014

Rindu?

Bismillah.

Kau tahu rindu? Ya, perasaan abstrak itu....abu-abu.
Kau pernah merasakannya?
Seringkali manusia diliputi perasaan rindu. Rindu bertemu dengan Rabbnya, rindu bertemu dengan Rasulullah, rindu pada kedua orang tua, pada sahabat, bahkan pada lawan jenisnya.
Tak usah menggerutu, saat rindu itu mulai menghampirimu. Bersyukurlah, berarti hatimu tidak beku, tidak dingin seperti es batu. Nikmatilah episode-episode rindumu. Kelak, saat sampai di titik klimaks rindu, kau akan menemukan jalan untuk mengakhirinya. Allah yang akan membolak-balikkan hatimu. Dia-lah yang menghendaki apakah rindu itu harus kau rasakan selalu, atau hanya sepotong dari kisah hidupmu.

Pernah bertemu, pernah mengenal, apalagi dengan waktu yang cukup lama. Dengan mudahnya, kau pasti bisa merasakan rindu.
Tapi, tak pernah bertemu, tak pernah bertegur sapa, tapi bisa merasakan rindu? Memangnya bisa? Tentu bisa! Apa kau pernah bertemu dengan Baginda Rasul? Menurutku, belum pernah. Tapi, rindu ingin bertemu dengannya begitu besar.

Tak pernah bertemu, tak pernah mengenal, apalagi bertegur sapa. Kenal saja tidak...
Apakah kau tahu jodohmu yang mana? Yang tinggikah? Yang berkulit putihkah? Yang bermata sipit atau bermata lebar? Lantas, apakah kau pernah bertemu dengannya, lalu menegurnya dengan kalimat, "Hai, jodohku? Kau jangan selingkuh, ya! Aku kan jodohmu." It's so impossible!
Untuk saat ini, hanya Allah-lah yang mengetahui siapa jodohmu. Dan kau hanya bisa merindukannya, menantinya, menunggunya agar segera menjemputmu. Kau pernah merasakan rindu itu? Dan bagaimana rasanya? Perihkah? Sakit? Atau bahkan sampai menyiksamu?

Saat merasakan rindu yang menyakitkan itu, tiada hal yang lebih baik daripada berkhalwat (berdua-duaan) dengan Allah. Bermesraan dengan Allah, dan bercerita pada-Nya. Hanya kau dan Allah saja yang tahu. Kau ingin tahu seberapa nikmatkah hal itu? Tak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Allah menciptakan rindu bukan untuk disesali, tapi untuk ditafakuri. Jadikan rindu ini sebagai jalanmu untuk mendekati-Nya. Bukan mendekati dia yang belum halal!

Jika rindu boleh terucap saat ini, mungkin kelak telinga ini sudah tak asing lagi mendengarnya.
Jika perasaan sayang ini boleh diumbar-umbar sekarang, mungkin dua atau tiga tahun lagi, hati akan segera berkarat.
Semua ada waktunya.
Biarkan rindu ini menggebu-gebu dalam hati. Mengungkapkan perasaan memang tidak salah, tapi merindukannya dalam diam mungkin lebih baik. Tak ada yang salah dalam cinta atau pun rindu, karena itu merupakan fitrahnya manusia, tinggal bagaimana cara kita menghadapi perasaan tersebut. Wallahu a'lam.

Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar